SHALAWAT ASYGHIL
Allohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad
Waasyghili dzolimin bidzolimin
Waakhrijnaa min bainihim saalimiin
Wa alaa alihi waoshbihii ajmain
Allohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad
Waasyghili dzolimin bidzolimin
Waakhrijnaa min bainihim saalimiin
Wa alaa alihi waoshbihii ajmain
Saya teringat Shalawat Asygil ini sempat membahana di seluruh penjuru Nusantara. Waktu itu sedang gencar2nya agresi militer Zionis terhadap Palestina. Kita sepakat kedzoliman zionis ini sangat .
Para santri pun dengan semangatnya membacakan Shalawat Asyghil ini. Dengan harapan agar orang-orang yahudi yang super dzolim ini berbaku hantam dengan sesamanya.
Atau biar Amerika-lah yang menjadi musuh barunya.
Atau biar Amerika-lah yang menjadi musuh barunya.
Namun faktanya agresi zionis tetap berlangsung hingga hari ini. Amerika pun tetap jadi kekasih tercintanya. Shalawat Asyghil terus bergema. Dan seperti istilah senjata makan tuan, ternyata yang berseteru justru terjadi antar sesama muslim. Ironis memang, konflik panas terus bergulir hanya karena dipicu oleh perbedaan pandangan politik, berbeda madzhab dan lain sebagainya.
Perseteruan ini berlanjut hingga hari ini. Bahkan keadaan semakin kacau!. Korban berjatuhan dari kubu pro dan kontra yang notabene mayoritas muslim. Ya, urusan politik itu memang urusan ijtihadi (walaupun ijtihad yang serampangan). Namun saya berharap niat mereka semua baik di sisi Allah.
Saya terkesiap ketika mengingat makna dari kata dzolim itu sendiri. Dzolim adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Kalau kita merenung, sudah terbebaskah kita dari sifat dzolim itu? Allah menciptakan manusia dengan aturan2 hidup yang sudah jelas. Baik aturan yang berhubungan langsung dengan Allah maupun aturan hidup bermasyarakat. Sudahkah kita melaksanakan aturan itu dengan baik? Atau justru lebih banyak pelanggarannya?.
Kalau kita merenung, sudah terbebaskah kita dari sifat dzolim itu? Allah menciptakan manusia dengan aturan2 hidup yang sudah jelas. Baik aturan yang berhubungan langsung dengan Allah maupun aturan hidup bermasyarakat. Sudahkah kita melaksanakan aturan itu dengan baik? Atau justru lebih banyak pelanggarannya?.
Bisa jadi perpecahan, pertikaian, bahkan baku hantam antar sesama muslim di negeri ini disebabkan oleh semangatnya memvonis orang lain berlaku dzolim, sementara kita buta terhadap kedzoliman diri kita sendiri. Lupa terhadap kewajiban, lalai dalam pengabdian dan masih senang berbuat maksiat kepada Tuhan. Ingat, kemenangan tidak diperuntukkan untuk orang-orang yang dzolim.
"Wamaa lidzdzolimiina min anshoor."
Istaghfiruu Robbakum innahu kaana ghoffaro
"Wamaa lidzdzolimiina min anshoor."
Istaghfiruu Robbakum innahu kaana ghoffaro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar