Rabu, 01 April 2020

Ilmu Arudh

ILMU ARUDH DISERTAI CONTOH PADA SYAIR ABU NAWAS ( ALI'TIRAF )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni merupakan sesuatu yang secara hakikat disukai dan disenangi oleh setiap jiwa manusia. Bahkan ketika manusia baru terlahir di dunia ini secara tidak langsung sudah mengenal seni yaitu seni suara dengan tangisan si cabang bayi. Sampai-sampai sebuah keluarga tanpa tangisan sang bayi serasa hampa dan sunyi. Dengan tangisan bayi itu membuat warna dalam kehidupan berumah tangga. Itu artinya bahwa seni dapat membuat sesuatu itu tampak lebih indah dan berwarna serta bermakna.
Seni adalah sebuah keindahan, karena seni dapat membuat seseorang terlena dan terpesona. Bukanlah seni bila tidak mencerminkan sebuah keindahan. Sang pencipta alam semesta ini ( Allah SWT ) juga memiliki sifat keindahan dan suka terhadap sesuatu yang indah pula. Artinya islampun mengajarkan arti keindahan. Namun seni itu tergantung bagaimana seniman membuat karya atau mengolahnya sehingga menimbulkan sesuatu yang indah dan bermakna positif.
Seni itu mempunyai banyak macam diantaranya adalah seni membaca syair atau puisi. Kita sebagai mahasiswa jurusan bahasa dan sastra arab tentu tidak lepas dengan macam seni yang satu ini yaitu syair atau puisi. Ketika kita mempelajari ilmu balaghoh, telaah sastra, tarikh adab dan lain-lain yang berbau sastra pastilah kita menemukan beberapa contoh-contoh syair dari berbagai penyair. Dan biasanya syair-syair tersebut sebagai contoh dari pembahasan atau materi yang kita bahas pada saat itu. Akan tetapi kita sama sekali tidak mengenal bagaimana cara melantunkan syair tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang mempelajarinya. Memang sangat dimaklumi karena di jurusan kita tidak diajarkan ilmu yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu ( ilmu ‘aruudh).
Berdasarkan hal tersebut saya ingin mencoba membahas sekilas tentang ilmu arudh pada syair yang mungkin sudah sering didengar oleh para pembaca. Dan pembahasan ini tidak akan dibahas secara mendalam terkait dengan ilmu arudh karena di dalam ilmu tersebut banyak kajian lain yang mungkin menurut saya terlalu banyak jika dibahas semuanya dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Munculnya Ilmu Arudh
Pada suatu masa ada seorang ulama besar di Daerah Bangkalan Madura. Dia benama Kiyai Kholil yang terkenal alim dan sangat berwibawa dalam kepribadiannya di masyarakat. Murid-muridnya sangat hormat dan taat kepada nasehat-nasehat beliau. Mereka selalu menyimak dengan baik ilmu-ilmu yang diajarkan oleh kiyai Kholil. Kiyai Kholil juga terkenal sangat pandai dan piawai dalam menguasai bidang ilmu apapun.
Namun suatu ketika ada salah satu muridnya bernama Sibaweh yang sangat cerdas pemikirannya dan daya ingatnya kuat serta pemahaman ilmu yang diajarkan kiyai Kholil sangatlah pandai dan menguasai. Sampai-sampai kata-kata yang diucapkan oleh kiyai kholil ketika menjelaskan suatu permasalahan ilmu pasti langsung terekam di dalam ingatannya Sibaweh, tidak ada satu patah katapun yang terlewat ataupun lupa.
Sehingga Karena saking cerdasnya Sibaweh akhirnya murid-murid yang lain menjadikan Sibaweh tempat untuk bertanya. Lama-kelamaan murid-murid yang lain mengangkat Sibaweh sebagai gurunya dan meninggalkan kiyai Kholil. Akhirnya kiyai Kholil tidak memiliki murid satupun karena sudah pindah ke Sibaweh.
Dengan kejadian seperti itu kiyai Kholil merasa bahwa ilmunya sudah diserap semua oleh Sibaweh dan tidak ada lagi ilmu yang harus dia ajarkan kepada muridnya. Dengan perasaan batin sepserti ini akhirnya kiyai Kholil memutuskan ke Negara timur-tengah. Tatkala sampai di sana kiyai Kholil langsung menuju ke desa Arudh di tepi pantai. Dia merenung dan secara tiba-tiba mulutnya bergerak dan melantunkan lagu-lagu yang berirama dan berpola. Dari situlah kemudian kiyai Kholil mendapatkan atau ,menemukan ilmu baru dari Allah SWT yang diberi nama ilmu arudh. Karena dia mendapatkan ilmu tersebut di daerah yang bernama arudh. Kejadian tersebut termaktub dalam kitab arudh dalam bentuk nadzom yang berbunyi :
ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺨﻠﻴﻞ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ # ﺳﺒﺒﻪ ﻣﻴﻞ ﺍﻟﻮﺭﻯ ﻟﺴﻴﺒﻮﻳﻪ
ﻓﺨﺮﺝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻳﺴﻌﻰ ﻟﻠﺤﺮﻡ # ﻳﺴﺄﻝ ﺭﺏ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻣﻦ ﻓﻴﺾ ﺍﻟﻜﺮﻡ
ﻓﺰﺍﺩﻩ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻌﺮﻭﺽ ﻓﺎﻧﺘﺸﺮ # ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻮﺭﻯ ﻓﺄﻗﺒﻠﺖ ﻟﻪ ﺍﻟﺒﺸﺮ
Akhirnya kiyai Kholil kembali ke tanah airnya di Bangkalan Madura dengan membawa ilmu tersebut. Dan murid-muridnya termasuk Sibaweh kembali menjadi muridnya lagi dan minta maaf atas tindakannya yang meninggalkan kiyai Kholil sebagai guru. Dan sampai wafat beliau sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat Madura terutama murid-muridnya. Karena beliau mewariskan satu ilmu yang sangat bermanfaat bagi kalangan penikmat syair atau penyair yaitu ilmu arudh.
B. Pengertian Ilmu Arudh
Secara etimologi Arud berarti daerah, jalan di kaki bukit dan sepadan. Sedangkan menurut arti terminologi arud adah sebuah ilmu yang mempelajari lantunan-lantunan syair dari segi nadanya sesuai dengan pola yang sudah dirumuskan yang mana lantunan lagu syair yang sesuai dengan polanya dinamakan Bahar.
Adapun bahar dalam ilmu arudh itu ada 16 macam dengan lantunan dan masing-masing pola yang berbeda satu sama lainnya. Bahar-bahar tersebut adalah :
.1 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻄﻮﻳﻞ
ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ # ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ
.2 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺪﻳﺪ
ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.3 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺒﺴﻴﻂ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
.4 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻮﺍﻓﺮ
ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ
.5 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻜﺎﻣﻞ
ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ # ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ
.6 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻬﺰﺝ
ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ
.7 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺮﺟﺰ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ
.8 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺮﻣﻞ
ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
.9 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺴﺮﻳﻊ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
.10 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﻨﺴﺮﺡ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ
.11 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺨﻔﻴﻒ
ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.12 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﻀﺎﺭﻉ
ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.13 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﻘﺘﻀﺐ
ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ # ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ
.14 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺠﺘﺚّ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.15 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺘﻘﺎﺭﺏ
ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ
.16 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺘﺪﺍﺭﻙ
ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
Inilah jumlah bahar yang ada dalam ilmu arudh beserta pola dan lantunannya. Ini merupakan rumus dalam mencari dan menentukan sebuah syair apakah masuk dalam kategori bahar tersebut walaupun nanti dalam polanya ada sedikit perubahan disesuaikan dengan pola kata-kata dalam syairnya.
C. Analisa Syair Abu Nawas ( ﺍﻻﻋﺘﺮﺍﻑ )
Dalam proses menganalisa sair maka harus berpedoman pada rumus bahar yang ada 16 di atas beserta pola dan lantunannya. Untuk menentukan apakah syair ini masuk kedalam salah satu bahar tersebut perlu adanya taqti’ yaitu pemotongan perkata atau bahkan setengah kata ataupun lebih disesuaikan dengan pola dari masing-masing bahar .
ﺍﻻﻋﺘﺮﺍﻑ
.1 ﺇﻟﻬﻲ ﻟﺲ / ﺕ ﻟﻠﻔﺮﺩﻭ / ﺱ ﺃﻫﻼ # ﻭﻻ ﺃﻗﻮﻯ / ﻋﻠﻰ ﻧﺎﺭ ﺍﻝ / ﺟﺤﻴﻢ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / # ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Oh tuhanku aku tidak pantas menjadi penduduk surga firdaus-Mu # Namun aku juga tidak kuat menjadi penduduk neraka jahanam-Mu.
ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ :
- ﺍﻟﻼﻡ ﻓﻰ " ﻣﻔﺎﻋﻠَﺘﻦ " ﻻﺑﺪ ﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻔﺘﻮﺣﺔ ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﻣﺴﻜﻨﺔ ﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺘﻘﻄﻴﻊ . ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻌﺼﺐ ‏( ﺇﺳﻜﺎﻥ ﺧﺎﻣﺲ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﻣﺘﺤﺮﻛﺎ ‏) ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﺯﻥ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻤﻌﺼﻮﺑﺔ .
- ﺍﻟﻨﻮﻥ ﻓﻰ " ﻓﻌﻮﻟﻦ " ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺴﻄﺮ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﺤﺬﻭﻓﺔ ﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺘﻘﻄﻴﻊ .
ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻘﺒﺾ ‏( ﺣﺬﻑ ﺧﺎﻣﺲ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺳﺎﻛﻨﺎ ‏) ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﺯﻥ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻤﻘﺒﻮﺿﺔ .
- ﺍﻟﻌﺼﺐ ﻭ ﺍﻟﻘﺒﺾ ﻣﻦ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺰﺣﺎﻑ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ .
ﺍﻟﺰﺣﺎﻑ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata syair setelah di taqti’ yang menyebabkan lebih cepat dalam melantunkannya karena pengurangan huruf dari rumus pola yang sudah ditentukan atau pengurangan harokatnya dengan mensukun huruf yang berharokat.
.2 ﻓﻬﺐ ﻟﻲ ﺗﻮ / ﺑﺔ ﻭ ﺍﻏﻔﺮ / ﺫﻧﻮﺑﻲ # ﻓﺈﻧﻚ ﻏﺎ / ﻓﺮ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﺍﻝ / ﻋﻈﻴﻢ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠَﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / # / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku # maka sesungguhnya engkau adalah sang pengampun dosa yang besar.
.3 ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻣﺚ / ﻝ ﺃﻋﺪﺍﺩ ﺍﻝ / ﺭّﻣﺎﻝ # ﻓﻬﺐ ﻟﻲ ﺗﻮ / ﺑﺔ ﻳﺎ ﺫﺍ ﺍﻝ / ﺟﻼﻝ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ #
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ #
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Dosa-dosaku laksana jumlah butiran-butiran padi # maka terimalah taubatku wahai sang pemilik kemuliaan.
.4 ﻭ ﻋﻤﺮﻱ ﻧﺎ / ﻗﺺ ﻓﻰ ﻙ / ﻝّ ﻳﻮﻡ # ﻭ ﺫﻧﺒﻲ ﺯﺍ / ﺋﺪ ﻛﻴﻒ ﺍﺡ / ﺗﻤﺎﻟﻲ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / # ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ /
Umurku berkurang setiap hari # sedangkan dosaku bertambah bagaimana aku menanggungnya.
.5 ﺇﻟﻬﻲ ﻋﺐ / ﺩﻙ ﺍﻟﻌﺎﺻﻲ / ﺃﺗﺎﻙ # ﻣﻘﺮّﺍ ﺑﺎﻝ / ﺫّﻧﻮﺏ ﻭ ﻗﺪ / ﺩﻋﺎﻙ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ #
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Wahai tuhanku hamba-Mu yang maksiat ini menghadap kehadiran-Mu # dan mengakui dosa-dosanya serta berdoa kepada-Mu.
.6 ﻭ ﺇﻥ ﺗﻐﻔﺮ / ﻓﺄﻧﺖ ﻟﺬﺍ / ﻙ ﺃﻫﻞ # ﻭ ﺇﻥ ﺗﻄﺮﺩ / ﻓﻤﻦ ﻳﺮﺣﻢ / ﺳﻮﺍﻙ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / / # ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Dan jika engkau mengampuni maka engkau ahli dalam hal itu # namun jika engkau menolak ( tidak mengampuni ) maka siapa yang akan memberikan rahmat selain engkau.
Dari analisa syair Abu Nawas di atas melalui proses taqti’ serta penyesuaian dengan pola dan lantunan nada-nadanya dapat disimpulkan bahwa bahar yang digunakan pada syair tersebut adalah ﺑﺤﺮ ﻭﺍﻓﺮ . Dan gejala yang terjadi pada syair ini ada dua hal yang merupakan bagian dari macam
ﺍﻟﺰﺣﺎﻑ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ yaitu : ﺍﻟﻌﺼﺐ ﻭ ﺍﻟﻘﺒﺾ .
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu arudh merupakan ilmu yang membahas nada-nada dalam sebuah syair sehingga dilantunkan dengan indah dan barirama. Ilmu ini juga bagian dari disiplin ilmu bahasa arab khusus pada kajian sastra. Dalam menentukan sebuah syair itu masuk dalam kategori bahar membutuhkan proses taqti’ yaitu memotong-motong kata syair baik satu kata, setengah kata ataupun lebih disesuaikan dengan pola bahar yang sudah ditentukan. Dalam proses taqti’ itu akan mengalami gejala-gejala yang timbul akibat penyesuaian antara kata syair dengan pola yang sudah ditentukan. Gejala ini bermacam-macam, namun diantaranya adalah zihaf mufrod yaitu: gejala yang terjadi pada sebuah kata syair setelah di taqti’ yang menyebabkan lebih cepat dalam melantunkannya karena pengurangan huruf dari rumus pola yang sudah ditentukan atau pengurangan harokatnya dengan mensukun huruf yang berharokat.
Dalam syair abu nawas yang sudah dianalisa disimpulkan bahwa bahar yang digunakan pada syair tersebut adalah bahar wafir. Dan gejala yang terjadi pada syair ini ada dua hal yaitu ashb dan qobdh yang merupakan bagian dari zihaf mufrod. Gejala ini terjadi baik di awal, tengah atau akhir dari sathr awal ataupun sathr tsani. Contoh sathr :
ﺇﻟﻬﻲ ﻟﺴﺖ ﻟﻠﻔﺮﺩﻭﺱ ﺃﻫﻼ # ﻭﻻ ﺃﻗﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﻧﺎﺭ ﺍﻟﺠﺤﻴﻢ
ﺍﻟﺴﻄﺮ ﺍﻷﻭﻝ ﺍﻟﺴﻄﺮ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar