Jumat, 10 April 2020

Amal Harian

AMALAN SEKITAR JAM 02.00 DINI HARI
1) Mandi Taubat
2) Sholat Syukrul Wudlu 2 roka’at (setelah berwudlu sebelum kering anggota wudlu).
3) Sholat Tahiyyatal Masjid 2 roka’at.
4) Sholat Taubat 2 roka’at.
5) Sholat Hajat 2 roka’at.
6) Sholat Tahajjud 6 roka’at.
7) Sholat Tasbih 4 roka’at.
8) Sholat Witir 3 roka’at.
9) Dzikir Jahar
AMALAN SETELAH AZAN SHUBUH
1) Sholat Sunnat Shubuh 2 roka’at.
2) Sholat Lidaf’il Bala 2 roka’at.
3) Sholat Fardlu Shubuh 2 roka’at.
4) Dzikir Jahar
AMALAN SETELAH TERBIT MATAHARI
1) Sholat Isroq 2 roka’at.
2) Sholat Isti’adah 2 roka’at.
3) Sholat Istikhoroh 2 roka’at.
4) Dzikir Jahar
AMALAN SEKITAR JAM 9 PAGI
1) Sholat Dluha 2 roka’at.
2) Sholat Kifaratul Bauli 2 roka’at.
3) Dzikir Jahar
AMALAN SETELAH AZAN ZHUHUR
1) Sholat Qobliyah Zhuhur 2 roka’at.
2) Sholat Fardlu Zhuhur 4 roka’at.
3) Dzikir Jahar
4) Sholat Ba’diyah Zhuhur 2 roka’at.
AMALAN SETELAH AZAN ASHAR
1) Sholat Sunnat Ashar 2 roka’at.
2) Sholat Fardlu Ashar 4 roka’at.
3) Dzikir Jahar
AMALAN SETELAH AZAN MAGHRIB
1) Sholat Qobliyah Maghrib 2 roka’at
2) Sholat Fardlu Maghrib 3 roka’at.
3) Dzikir Jahar
4) Khotaman.
5) Sholat Ba’diyah Maghrib 2 roka’at.
6) Sholat Awwabin 2 roka’at.
7) Sholat Taubat 2 roka’at.
8) Sholat Birrulwalidaini 2 roka’at.
9) Sholat Hifdzil Iman 2 roka’at.
10) Sholat Syukrun Nikmat 2 roka’at.
AMALAN SETELAH AZAN ISYA
1) Sholat Qobliyah Isya 2 roka’at.
2) Sholat Fardlu Isya 4 roka’at.
3) Sholat Ba’diyah Isya 2 rokaat.
4) Dzikir Jahar
5) Sholat Lidaf’il Bala 2 roka’at.
6) Khotaman
AMALAN SEBELUM TIDUR
1) Sholat Muthlaq 2 roka’at.
2) Dzikir Jahar

Shalawat Asygil


SHALAWAT ASYGHIL
Allohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad
Waasyghili dzolimin bidzolimin
Waakhrijnaa min bainihim saalimiin
Wa alaa alihi waoshbihii ajmain
Saya teringat Shalawat Asygil ini sempat membahana di seluruh penjuru Nusantara. Waktu itu sedang gencar2nya agresi militer Zionis terhadap Palestina. Kita sepakat kedzoliman zionis ini sangat  .
Para santri pun dengan semangatnya membacakan Shalawat Asyghil ini. Dengan harapan agar orang-orang yahudi yang super dzolim ini berbaku hantam dengan sesamanya.
Atau biar Amerika-lah yang menjadi musuh barunya.
Namun faktanya agresi zionis tetap berlangsung hingga hari ini. Amerika pun tetap jadi kekasih tercintanya. Shalawat Asyghil terus bergema. Dan seperti istilah senjata makan tuan, ternyata yang berseteru justru terjadi antar sesama muslim. Ironis memang, konflik panas terus bergulir hanya karena dipicu oleh perbedaan pandangan politik, berbeda madzhab dan lain sebagainya.
Perseteruan ini berlanjut hingga hari ini. Bahkan keadaan semakin kacau!. Korban berjatuhan dari kubu pro dan kontra yang notabene mayoritas muslim. Ya, urusan politik itu memang urusan ijtihadi (walaupun ijtihad yang serampangan). Namun saya berharap niat mereka semua baik di sisi Allah.
Saya terkesiap ketika mengingat makna dari kata dzolim itu sendiri. Dzolim adalah  menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Kalau kita merenung, sudah terbebaskah kita dari sifat dzolim itu? Allah menciptakan manusia dengan aturan2 hidup yang sudah jelas. Baik aturan yang berhubungan langsung dengan Allah maupun aturan hidup bermasyarakat. Sudahkah kita melaksanakan aturan itu dengan baik? Atau justru lebih banyak pelanggarannya?.
Bisa jadi perpecahan, pertikaian, bahkan baku hantam antar sesama muslim di negeri ini disebabkan oleh semangatnya memvonis orang lain berlaku dzolim, sementara kita buta terhadap kedzoliman diri kita sendiri. Lupa terhadap kewajiban, lalai dalam pengabdian dan masih senang berbuat maksiat kepada Tuhan. Ingat, kemenangan tidak diperuntukkan untuk orang-orang yang dzolim.
"Wamaa lidzdzolimiina min anshoor."
Istaghfiruu Robbakum innahu kaana ghoffaro

Kamis, 09 April 2020

Hikmah Corona

Ada 15 Pesan yang akan ditinggalkan Covid-19 yang segera akan pergi ;
1. Makanlah yang  menyehatkan lagi Halal. Jauhi makanan dan minuman Haram. Bukankah awalnya virus muncul setelah binatang binatang, liar, buas dan kelelawar dibantai dengan kasar atau dibakar hidup hidup lalu dimakan?.

2. Jangan lagi berpakaian  minim lagi ketat mengumbar aurat. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita berpakaian serba tertutup?, dan memang kan semua agama Samawi memuliakan pakaian yang rapih, bersih dan sopan.

3. Jaga  ucapan, makanan, dan pendengaran. Bukankah masker Covid-19 telah mendidik kita  menutup mulut, lidah, telinga dan hidung?

4. Jangan lagi ada "pergaulan bebas" tanpa batas, selingkuh dan kumpul tanpa ikatan sah. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita untuk Sosial Distancing dan Physical Distancing, jaga jarak, bahkan bersalamanpun tidak bersentuhan?.

5. Jangan lagi malas ke rumah rumah Ibadah, Masjid dll. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita, bagaimana sedih dan stress nya kita tanpa ada tempat memohon, berdoa, tak bisa beribadah berjamah dan shalat di Masjid dalam suasan batin yang damai. Bagaimana sedihnya melepas saudara kita yang meninggal tanpa dishalatkan beramai ramai di Masjid?.

6. Jangan lagi pernah abaikan rumah, keluarga dengan terlalu sibuk di luar rumah. Bukankan Covid-19 telah mendidik kita untuk banyak tinggal di dalam rumah bersama keluarga ?

7. Jangan lagi ada rasa angkuh, sombong, dan merasa besar serba bisa.
Bukankah Virus Corona yang kecil dan tak tampak mata itu telah mendidik kita, bahwa tidak ada yang mampu mencegahnya jika Covid-19 ingin datang mampir?, dan Covid-19 tidak mengenal status sosial miskin atau kaya, tua atau muda pembesar atau rakyat biasa, semua dihinggapi jika abai.

8. Jangan lagi jauh dari Tuhan..Sang Maha Pencipta. Bukankan Covid-19 telah mendidik kita, dalam suasana Covid-19 aktif menyebar, semua orang ketakutan dan semua orang baru mendekat berdzikir dan berdoa, memohon perlindungan Tuhan Sang Kholiq?.

9. Jaga kebersihan dan ketertiban. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita agar selalu menjaga kebersihan badan, pakaian, barang dan lingkungan dengan rajin mandi, mencuci tangan, semprot antiseptik dan disinfektan, dan tidak sembarangan membuang sampah?

10. Jangan lagi abai dan masa bodoh pada anugerah Allah yang melimpah tak terbatas, seperti sinar matahari, tumbuhan yang menyehatkan dll. Perbanyaklah bersyukur atas  karunia gratis itu semua.
Bukankah Covid-19 telah mendidik kita agar rajin berjemur n OR di pagi hari, rajin minum jahe, sereh, kunyit, lemon dll agar daya tahan tubuh kita lebih kuat? . Tanam dan peliharalah tumbuhan yang memberi manfaat kesehatan.

11. Tingkatkan semangat kebersamaan, solidaritas, saling tolong. Jangan lagi semua dihitung berdasarkan kepentingan pribadi dan pamrih. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa kita tidak mampu mengurus diri sendiri seorang diri, kita butuh orang lain yang meski bukan saudara seperti dokter, dll. Kalau tidak ditolong orang,  bisa mati mendadak di jalanan saat  dihindari orang karena takut tertular.

12.  Berimanlah, beragamalah dengan baik. Percayalah yakinilah pada hal hal Ghaib yang tak tampak mata, seperti adanya Tuhan, ada Malaikat dan ada Jin. Jangan lagi menantang Tuhan dengan mengatakan, bagaimana percaya pada Tuhan sedang kita tidak bisa melihat Tuhan.
Bukankah Covid-19 mendidik kita bahwa meski Virus Corona tidak tampak. tapi ada, buktinya,  banyak yang terpapar oleh Covid-19 dan meninggal.

13. Selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan Akhirat dengan perbanyak  kebaikan, meningkatk kualitas n kuantitas ibadah dan amal sholeh. Hidup di Dunia ini hanya sementara saja, sewaktu waktu bisa mati.
Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa kematian bisa datang menjemput secara tiba tiba dan di mana saja.

14. Daya tahan tubuh akan kuat jika selalu berbaik sangka, sabar, syukur, ikhlas dan jujur.
Daya tahan tubuh akan melemah saat pikiran dikuasai dengki, fitnah, iri, hasut, ujaran kebencian dan cacian, seks bebas, seks sesama jenis, dan Narkoba.
Maka perkuatlah ketahanan tubuh dengan selalu berbaik sangka,  husnudzon, ikhlas dan tawalkal. Jangan lagi ada iri, caci, dengki, ujar kebencian, fitnah dan kekerasan, Narkoba dan penyimpangan seksual.
Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa Virus Corona mudah menyerang mereka yang daya tahan tubuhnya lemah?.

15. Perkuat Silaturrahim. Jaga harmoni sesama makhluk. Jangan lagi merusak alam. Jangan ekspoilitasi kekayaan bumi secara berlebihan. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita bahwa, adanya  keseimbangan dan pengurangan polusi industri, asap mesin, keseimbangan semburan kimia beberapa minggu ini, telah membuat udara, awan dan alam ini lebih cerah dan bersih?

Sungguh pelajaran yang luar biasa dari Virus Corona.
Semoga  kita semua selalu dalam  lindungan Allah SWT dan dijauhkan dari semua musibah dan penyakit. Dan wabah Covid-19 cepat berlalu. Aamin YRA

@WAG MUI

Rabu, 01 April 2020

Wasiat Corona


اللهم صل على سيدنا محمد

واله وصحبه وسلم وبارك عليه
Kaum muslimin muslimat
Hayu urang ningkat taat
gura giru urang tobat
tina dosa jeung ma'siat

Alam dunya eukeur geunjleung
Ku panyakit matak keueung
Virus Corona keur mangkreng
nyebar alahbatan wereng

Ulah geumpeur, tetep tenang
Tapi ulah nganggap gampang
Bisa jadi virus nyerang
Upami Alloh miwarang

Kukituna pek caketan
Alloh anu Maha Rohman
Usaha batin sarengan
Ku ngajaga kasehatan

Mun pareng rek udar ider
Boga wudhu masing angger
Dicadar tawa dimasker
Awak sehat, cageur bageur

Mun urang di zona aman
Sholat Jum'at pek lakonan
Kitu deui pangaosan
Hadir tong loba alesan

Kecuali Zona merah
Tempat darurat ku wabah
MUI masih pituah
Pek berjamaah di imah

Pamarentah ngabejaan
Lamun bubar ririungan
Ulah poho cuci tangan
Make sabun walatraan

Mugi Gusti ngahampura
Abdi sadar jeung rumasa
Awak bobolokot dosa
nu matak datang bencana

Umat Islam Akhir Zaman


UMAT  Islam di dunia seolah tak pernah sepi didera ujian. Ujian yang bertubi-tubi itu datang silih berganti. Namun seperti biasa, dunia internasional hanya bisa terbungkam melihat kedzaliman ini.

Jika diibaratkan, umat Islam saat ini bagaikan makanan yang diperebutkan dan memang tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Kita tahu bahwa tidak ada makanan yang bisa balas menggigit yang memakannya.

Maka sangat benar sabda Rasulullah Salallahualaihi wasallam berabad-abad silam. Umat Islam akhir zaman akan seperti buih di lautan. Meski terlihat banyak, namun tidak berarti.

Rasulullah bersabda,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
 “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Melihat kengerian ini, apakah hanya doa yang bisa umat Islam di dunia lakukan untuk saudaranya yang tertindas? Ataukah hanya dukungan sebatas ucapan saja yang bisa terlontar?

Kini umat Islam lebih suka berada di zona aman ketimbang melakukan pembelaan terhadap hak-hak umat Islam. Mereka lebih suka berdiam diri di rumah bermesraan dengan keluarga. Takut menghadapi ancaman dan tantangan. Jika hal ini terus terjadi, maka selamanya umat Islam akan menjadi makanan yang diperebutkan musuh.

7 Bahaya Hasad



Salah satu penyakit hati, dan ini merupakan penyakit sosial, adalah kedengkian terhadap saudara kita sesama muslim. Ini adalah penyakit yang sangat berbahaya, sampai-sampai hampir tidak ada satu jiwa pun yang lepas dari penyakit dengki, atau yang dikenal dengan hasad. Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim pernah berkata di dalam Majmu’ Fatawa,
أَنَّ الْحَسَدَ مَرَضٌ مِنْ أَمْرَاضِ النَّفْسِ وَهُوَ مَرَضٌ غَالِب فَلاَ يَخْلُصُ مِنْهُ إِلاَّ الْقَلِيل مِن النَّاسِ وَلِهَذَا يُقَالُ مَا خَلاَ جَسَدٌ مِن حَسَدٍ
Bahwasanya hasad adalah salah satu dari penyakit hati, dan dia penyakit yang mendominasi yang tidak ada manusia yang bisa lepas darinya kecuali hanya sedikit saja. Oleh maka itu ada ungkapan yang mengatakan tidaklah ada satu pun jasad yang bisa lepas dari hasad. (Majmu’ Fatawa, Juz;10)
Penyakit ini hampir menjangkiti siapapun, dari yang muda sampai yang tua, yang miskin sampai yang kaya, rakyat maupun penguasa, orang yang bodoh sampai pun alim ulama. Seorang pedagang hasad kepada temanya yang sesama pedagang karena pelanggan temannya lebih banyak. Seorang hasad dengan teman sekantornya hanya karena ia naik jabatan. Bahkan seorang ustadz hasad kepada ustadz yang lain karena merasa tersaingi dakwahnya.
Hakikat hasad atau dengki adalah tidak senang jika ada saudara atau temannya mendapatkan kenikmatan dari Allah. Apalagi jika dia berharap kenikmatan yang ada pada saudaranya tersebut hilang, maka inilah yang dinamakan hasad sejati.
Mengapa hasad ini sangat berbahaya?
Yang pertama, karena hasad ini adalah sifat asli daripada orang-orang kafir.
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
‏“Orang-orang kafir dari kalangan ahlul kitab dan musyrikin tidak suka jika diturunkan kepada kalian kebaikan walaupun sedikit dari Rabb kalian.” (Al-Baqarah: 105)
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Begitu banyak ahlul kitab yang menginginkan agar kalian kembali kepada kekafiran setelah beriman, yang demikan itu disebabkan oleh penyakit hasad yang telah memenuhi diri-diri mereka setelah jelas bagi mereka kebenaran.” (Al-Baqarah: 109)
Yang kedua, hasad adalah dosa yang pertama kali dilakukan oleh mahluk Allāh tabāraka wa ta’āla, yaitu hasadnya Iblis kepada Nabi Adam karena Allāh tabāraka wa ta’āla telah menciptakannya langsung dengan kedua tangan-Nya dan dengan penciptaan yang sempurna.
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ
Allāh tabāraka wa ta’āla berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (Shaad: 75)
Yang ketiga, karena begitu bahayanya hasad ini, maka Allah perintahkan kita untuk berlindung dari bahaya kejahatan orang yang hasad kepada kita. Allāh tabāraka wa ta’ālaberfirman;
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dan dari kejahatan orang-orang yang hasad ketika mereka hasad.” (Al Falaq:5)

Berprasangka Buruk Kepada Allah Dan Manusia
Yang keempat, karena hasad dapat merusak ukhuwah islamiyah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan sahabat Abu Hurairah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda;
لا تحاسدوا، ولا تناجشوا ولا تباغضوا، ولا تدابروا، وكونوا عباد الله إخواناً،
“Janganlah kalian saling hasad, berjual beli secara Najasy, janganlah saling membenci dan bermusuhan, dan jadilah kalian hamba-hamba Allāh yang bersaudara.”
Yang kelima, karena hasad ini dapat mengurangi kadar kesempurnaan imanseseorang. Karena orang yang hasad ia tidak senang melihat apa yang ada pada saudaranya. Rasulullah ﷺ bersabda;
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ»
Dari Anas bin Malik, Dari Nabi ﷺ“Tidaklah salah seorang diantara kalian beriman (dengan imanyang sempurna) sampai ia mencintai bagi saudaranya apa-apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Yang keenam, karena hasad ini dapat mengurangi kadar keimanan seseorang terhadap takdir Allāh . Ketika saudaranya mendapatkan kenikmatan, sedangkan ia belum mendapatkan kenikmatan tersebut, maka sejatinya ini telah Allāh tetapkan di dalam takdirNya.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allāh -lah yang memberi rezekinya,(Hud:6).

وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allāh kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (An Nisaa: 23)
Yang ketujuh, karena hasad ini dapat menghancurkan kebaikan-kebaikan yang kita kumpulkan. Karena orang yang hasad maka jika ia tidak dapat menguasai hatinya, ia akan melakukan kemakasiatan-kemaksiatan yang lain untuk memenuhi rasa hasadnya tersebut, seperti memfitnah, ghibah, pergi ke dukun, dan sebagainya.
Maka benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
sebagaimana sabda beliau, “Jauhilah oleh kalian hasad karena ia akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”(HR. Abu daud).
Inilah 7 bahaya hasad yang harus kita waspadai bersama, agar kita terhindar dari penyakit tersebut. Walaupun sangat sulit membebaskan diri dari penyakit ini, tapi kita harus tetap berusaha dan memohon pertolongan kepada Allāh tabāraka wa ta’āla agar senantiasa tidak ada rasa hasad di dalam diri kita.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (Al Hasyr : 10)
Semoga tulisan 7 bahaya hasad ini bermanfaat, wa akhiru da’wanā ‘anilhamdulillāhi  rabbil ālamīn
Wallāhu a’lam, Wabillāhittaufiq

Milangkala ka tilu welas



Desa Sukamukti anu dipikadeudeuh
Gumelar hirup nikreuh ngeureuyeuh
Najan lembur anggang ti puseur dayeuh
Tapi tengtrem jauh tina kariweuh

Lelengkah halu di tuyun ku para kuwu
Diajar lumpat dijajap ku para aparat
Diwuwuh ku dawuh para sesepuh
Dijajap doa ku sadaya para ulama

Ayeuna nincak umur katilu welas
Estu matak waas tur kagagas
Ras emut kanu tos ngantun
Papayung agung anu tipayun

Pa Kasiman, anu bageur tur jalmi heman
Pa Haji Maman, sepuh ageung perhatosan
Pa Haji Yosep, anu pinter rarayna kasep
Ayeuna Pa Budi, anu Soleh tur bear budi

Sukamukti desa nu mekar
Tambih mukti tambah hegar
Jeung batur sajajar tur kawentar
desa maju ti banjar dugika jabar

Detik ieu mangsa milangkala
Rahayat ngumpul manjatkeun doa
Mugi amal ditampi Alloh Taala
Janten tiket lawang sawarga





Orang-Orang Yang Tidak Bisa Mencium Bau Surga



Surga adalah tujuan terakhir yang dijanjikan Allah kepada orang Mukmin. Kenikmatannya yang luar biasa, baunya bisa tercium dari jarak 70 tahun perjalanan.
Namun, ada orang-orang yang tidak bisa mencium bau surga saja tidak bisa. Siapakah mereka?

1. Orang yang sombong

Orang yang sombong, ia tidak bisa masuk surga. Juga tidak bisa mencium bau surga.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»

“Tidak akan masuk ke dalam surga seseorang yang di dalam hatinya ada setitik kesombongan.” HR. Muslim, no. 275

2. Orang yang mencari ilmu akhirat untuk tujuan duniawi

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا

“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan Al-Albany)

3. Menisbatkan nasab bukan kepada ayahnya

Islam melarang umatnya menisbatkan nama kepada nama orang tua angkat

مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ قَدْرِ سَبْعِينَ عَامًا أَوْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا قَالَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

“Barangsiapa mengaku keturunan dari orang lain yang bukan ayahnya sendiri tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal bau surga telah tercium pada jarak tujuh puluh tahun, atau tujuh puluh tahun perjalanan.”  (HR. Ahmad dishahihkan Al-Albany di Sohihul Jami’5988)

4. Wanita yang berpakaian tapi telanjang

Kelompok wanita yang berpakaian tapi telanjang ini tidak pernah dijumpai beliau. Dan kini, sabda beliau terbukti. Banyak wanita yang model demikian di zaman sekarang.

Rasulullah bersabda: “Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini dan ini.” (HR. Muslim, 2128)

Nabi bersabda: “Perempuan yang memakai baju tetapi telanjang, dan dia memandang lelaki lain, dan membuatkan lelaki-lelaki lain terpandang kepadanya, maka perempuan ini tidak akan cium bau surga. Sedangkan bau surga sudah pun boleh dibau dari jarak 500 tahun perjalanan.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Orang yang menyemir rambutnya, dengan warna hitam

يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

“Pada akhir zaman nanti akan ada orang-orang yang mengecat rambutnya dengan warna hitam seperti warna mayoritas dada merpati, mereka tidak akan mendapat bau surga.” (HR. Abu Daud dishahihkan Al-Albany)

6. Wanita yang minta cerai dari suaminya tanpa alasan

أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلَاقَ مِنْ غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

“Siapa pun wanita yang meminta talak pada suaminya tanpa alasan maka bau surga haram baginya.” (Abu Daud dishahihkan Al-Albany, 1187)

7. Orang yang membunuh kafir mu’ahad, dan kafir dzimmy

Islam sangat menjunjung kesetiaan dan perdamaian. Islam melindungi hak-hak manusia sebagaimana diatur dalam syariat. Maka seorang muslim tidak boleh membunuh orang kafir yang terikat perjanjian dengan pemerintah Islam (kafir mu’ahad). Jika seorang muslim membunuh kafir mu’ahad, ia terancam tidak bisa mencium bau surga.

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa membunuh orang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium bau wangi surga” (HR. Bukhari, 3166)

Sabda Rasulullah, “Barangsiapa membunuh kafir zimmi maka tidak akan mencium baunya surga. Sesungguhnya baunya surga itu bias dicium sejauh perjalanan 40 tahun”  (Hadis Riwayat Imam Ahmad disohihkan Al-Albany di At-Tarhib, 2452)

8. Orang-orang yang mendurhakai kedua ibu bapanya, wanita yang berpenampilan menyerupai laki-laki dan dayyuts.

ثلاثةٌ لا ينظرُ اللهُ إليهمْ يومَ القيامةِ : العاقُّ لوالديهِ والمرأةُ المُتَرَجِّلَةُ المتشبهةُ بالرجالِ، و الديوثُ

Nabi bersabda: Tiga manusia tidak akan masuk syurga, yaitu orang yang mendurhakai kedua-dua ibu bapanya, perempuan yang menyerupai dan lelaki dan dayyuts (lelaki yang tidak menjaga maruah istrinya)” (HR As-Suyuthi disohihkan Al-Albany di Sohih Al-Jami’, 3542).

و ثلاثةٌ لا يدخلونَ الجنةَ : العاقُّ لوالديهِ، و المدمنُ الخمرَ، و المنانُ بما أعطَى

Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk syurga orang yang derhaka kepada kedua ibu bapanya, orang yang ketagihan minuman keras dan orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya” (HR Al-Nasai’ disohihkan Al-Albany di Sohih Al-Jamai’, 3542)

9. Orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan dan laki-laki yang memanjangkan pakaiannya melebihi mata kaki.

Dari Al-Zuhri, Rasulullah bersabda : “Tidak akan masuk syurga bagi yang memutuskan silaturahim”. (HR Muslim). Rasulullah bersabda:

فإنَّ ريحَ الجنَّةِ يُوجَدُ مِن مسيرةِ ألفِ عامٍ واللهِ لا يجِدُها عاقٌّ ولا قاطعُ رحِمٍ ولا شيخٌ زانٍ ولا جارٌّ إزارَه خُيَلاءَ رواه الطبراني : المعجم الأوسط تفرد به أحمد بن محمد بن طريف

Sabda Rasulullah, “Baunya surga dapat dicium sejauh perjalanan 1000 tahun. Demi Allah tidak akan menciumnya seseorang yang mendurhaka kepada ibu bapaknya dan orang yang memutuskan tali persaudaraan, orang tua yang berzina, dan orang yang memanjangkan pakaiannya (melebihi mata kaki) karena sombong” (HR At-Tabrani 6/18, bersrendiri periwayatannya Ahmad bin Muhammad bin Thorif)

10. Pemimpin-pemimpin yang berkhianat kepada rakyat.

عن الحسن: أن عبيد الله بن زياد، عاد معقل بن يسار في مرضه الذي مات فيه، فقال له معقل: إني محدِّثك حديثاً سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم:سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: (ما من عبد يسترعيه الله رعية، فلم يحطها بنصحه، إلا لم يجد رائحة الجنة).اخرجه البخاري

Dari Hasan meriwayatkan bahwa Ubaidallah bin Ziad ketika tiba ajalnya berkata :“Aku ceritakan padamu sebuah hadis yang aku dengar dari Rasulullah . Baginda bersabda: “Mana-mana pemimpin yang dipilih oleh Allah untuk menjaga rakyatnya, tetapi tidak memberi teladan yang baik kepada mereka melainkan tidak mencium bau syurga” (HR Bukhari,7150)

Walāhu a’lam,

Semoga bermanfaat😇

Nyanyian Selat Sunda



Denyut jantung Sang Krakatau
Tiap detik terus dipantau
Kepulan asap jauh menjangkau
Negeri jauh tempat merantau

Gunung krakatau  tersenyum getir
Puncak hitam berhias petir
Menggetarkan makhluk pesisir
Guncangannya jadi buah bibir

Awan gelap menaungi
Hujan lebat membasahi
Puing-puing merintangi
Bau belerang menyambangi

Hamparan mata memandang
Kampung mati hunian usang
Pengungsi sakit meradang
Mengharap bantuan datang

Relawan datang berbondong
Melawan rasa takut merongrong
Bawa misi hendak menolong
Mengisi harapan kosong..
Anyer, 29 Desember
I-deru !!





Ilmu Arudh

ILMU ARUDH DISERTAI CONTOH PADA SYAIR ABU NAWAS ( ALI'TIRAF )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni merupakan sesuatu yang secara hakikat disukai dan disenangi oleh setiap jiwa manusia. Bahkan ketika manusia baru terlahir di dunia ini secara tidak langsung sudah mengenal seni yaitu seni suara dengan tangisan si cabang bayi. Sampai-sampai sebuah keluarga tanpa tangisan sang bayi serasa hampa dan sunyi. Dengan tangisan bayi itu membuat warna dalam kehidupan berumah tangga. Itu artinya bahwa seni dapat membuat sesuatu itu tampak lebih indah dan berwarna serta bermakna.
Seni adalah sebuah keindahan, karena seni dapat membuat seseorang terlena dan terpesona. Bukanlah seni bila tidak mencerminkan sebuah keindahan. Sang pencipta alam semesta ini ( Allah SWT ) juga memiliki sifat keindahan dan suka terhadap sesuatu yang indah pula. Artinya islampun mengajarkan arti keindahan. Namun seni itu tergantung bagaimana seniman membuat karya atau mengolahnya sehingga menimbulkan sesuatu yang indah dan bermakna positif.
Seni itu mempunyai banyak macam diantaranya adalah seni membaca syair atau puisi. Kita sebagai mahasiswa jurusan bahasa dan sastra arab tentu tidak lepas dengan macam seni yang satu ini yaitu syair atau puisi. Ketika kita mempelajari ilmu balaghoh, telaah sastra, tarikh adab dan lain-lain yang berbau sastra pastilah kita menemukan beberapa contoh-contoh syair dari berbagai penyair. Dan biasanya syair-syair tersebut sebagai contoh dari pembahasan atau materi yang kita bahas pada saat itu. Akan tetapi kita sama sekali tidak mengenal bagaimana cara melantunkan syair tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang mempelajarinya. Memang sangat dimaklumi karena di jurusan kita tidak diajarkan ilmu yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu ( ilmu ‘aruudh).
Berdasarkan hal tersebut saya ingin mencoba membahas sekilas tentang ilmu arudh pada syair yang mungkin sudah sering didengar oleh para pembaca. Dan pembahasan ini tidak akan dibahas secara mendalam terkait dengan ilmu arudh karena di dalam ilmu tersebut banyak kajian lain yang mungkin menurut saya terlalu banyak jika dibahas semuanya dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Munculnya Ilmu Arudh
Pada suatu masa ada seorang ulama besar di Daerah Bangkalan Madura. Dia benama Kiyai Kholil yang terkenal alim dan sangat berwibawa dalam kepribadiannya di masyarakat. Murid-muridnya sangat hormat dan taat kepada nasehat-nasehat beliau. Mereka selalu menyimak dengan baik ilmu-ilmu yang diajarkan oleh kiyai Kholil. Kiyai Kholil juga terkenal sangat pandai dan piawai dalam menguasai bidang ilmu apapun.
Namun suatu ketika ada salah satu muridnya bernama Sibaweh yang sangat cerdas pemikirannya dan daya ingatnya kuat serta pemahaman ilmu yang diajarkan kiyai Kholil sangatlah pandai dan menguasai. Sampai-sampai kata-kata yang diucapkan oleh kiyai kholil ketika menjelaskan suatu permasalahan ilmu pasti langsung terekam di dalam ingatannya Sibaweh, tidak ada satu patah katapun yang terlewat ataupun lupa.
Sehingga Karena saking cerdasnya Sibaweh akhirnya murid-murid yang lain menjadikan Sibaweh tempat untuk bertanya. Lama-kelamaan murid-murid yang lain mengangkat Sibaweh sebagai gurunya dan meninggalkan kiyai Kholil. Akhirnya kiyai Kholil tidak memiliki murid satupun karena sudah pindah ke Sibaweh.
Dengan kejadian seperti itu kiyai Kholil merasa bahwa ilmunya sudah diserap semua oleh Sibaweh dan tidak ada lagi ilmu yang harus dia ajarkan kepada muridnya. Dengan perasaan batin sepserti ini akhirnya kiyai Kholil memutuskan ke Negara timur-tengah. Tatkala sampai di sana kiyai Kholil langsung menuju ke desa Arudh di tepi pantai. Dia merenung dan secara tiba-tiba mulutnya bergerak dan melantunkan lagu-lagu yang berirama dan berpola. Dari situlah kemudian kiyai Kholil mendapatkan atau ,menemukan ilmu baru dari Allah SWT yang diberi nama ilmu arudh. Karena dia mendapatkan ilmu tersebut di daerah yang bernama arudh. Kejadian tersebut termaktub dalam kitab arudh dalam bentuk nadzom yang berbunyi :
ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺨﻠﻴﻞ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ # ﺳﺒﺒﻪ ﻣﻴﻞ ﺍﻟﻮﺭﻯ ﻟﺴﻴﺒﻮﻳﻪ
ﻓﺨﺮﺝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻳﺴﻌﻰ ﻟﻠﺤﺮﻡ # ﻳﺴﺄﻝ ﺭﺏ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻣﻦ ﻓﻴﺾ ﺍﻟﻜﺮﻡ
ﻓﺰﺍﺩﻩ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻌﺮﻭﺽ ﻓﺎﻧﺘﺸﺮ # ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻮﺭﻯ ﻓﺄﻗﺒﻠﺖ ﻟﻪ ﺍﻟﺒﺸﺮ
Akhirnya kiyai Kholil kembali ke tanah airnya di Bangkalan Madura dengan membawa ilmu tersebut. Dan murid-muridnya termasuk Sibaweh kembali menjadi muridnya lagi dan minta maaf atas tindakannya yang meninggalkan kiyai Kholil sebagai guru. Dan sampai wafat beliau sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat Madura terutama murid-muridnya. Karena beliau mewariskan satu ilmu yang sangat bermanfaat bagi kalangan penikmat syair atau penyair yaitu ilmu arudh.
B. Pengertian Ilmu Arudh
Secara etimologi Arud berarti daerah, jalan di kaki bukit dan sepadan. Sedangkan menurut arti terminologi arud adah sebuah ilmu yang mempelajari lantunan-lantunan syair dari segi nadanya sesuai dengan pola yang sudah dirumuskan yang mana lantunan lagu syair yang sesuai dengan polanya dinamakan Bahar.
Adapun bahar dalam ilmu arudh itu ada 16 macam dengan lantunan dan masing-masing pola yang berbeda satu sama lainnya. Bahar-bahar tersebut adalah :
.1 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻄﻮﻳﻞ
ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ # ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ
.2 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺪﻳﺪ
ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.3 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺒﺴﻴﻂ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
.4 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻮﺍﻓﺮ
ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ
.5 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻜﺎﻣﻞ
ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ # ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ
.6 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻬﺰﺝ
ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ
.7 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺮﺟﺰ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ
.8 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺮﻣﻞ
ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
.9 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺴﺮﻳﻊ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
.10 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﻨﺴﺮﺡ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ
.11 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﺨﻔﻴﻒ
ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.12 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﻀﺎﺭﻉ
ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻴﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.13 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﻘﺘﻀﺐ
ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ # ﻣﻔﻌﻮﻻﺕ ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ
.14 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺠﺘﺚّ
ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ # ﻣﺴﺘﻔﻌﻠﻦ ﻓﺎﻋﻼﺗﻦ
.15 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺘﻘﺎﺭﺏ
ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ ﻓﻌﻮﻟﻦ
.16 ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺘﺪﺍﺭﻙ
ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ # ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ ﻓﺎﻋﻠﻦ
Inilah jumlah bahar yang ada dalam ilmu arudh beserta pola dan lantunannya. Ini merupakan rumus dalam mencari dan menentukan sebuah syair apakah masuk dalam kategori bahar tersebut walaupun nanti dalam polanya ada sedikit perubahan disesuaikan dengan pola kata-kata dalam syairnya.
C. Analisa Syair Abu Nawas ( ﺍﻻﻋﺘﺮﺍﻑ )
Dalam proses menganalisa sair maka harus berpedoman pada rumus bahar yang ada 16 di atas beserta pola dan lantunannya. Untuk menentukan apakah syair ini masuk kedalam salah satu bahar tersebut perlu adanya taqti’ yaitu pemotongan perkata atau bahkan setengah kata ataupun lebih disesuaikan dengan pola dari masing-masing bahar .
ﺍﻻﻋﺘﺮﺍﻑ
.1 ﺇﻟﻬﻲ ﻟﺲ / ﺕ ﻟﻠﻔﺮﺩﻭ / ﺱ ﺃﻫﻼ # ﻭﻻ ﺃﻗﻮﻯ / ﻋﻠﻰ ﻧﺎﺭ ﺍﻝ / ﺟﺤﻴﻢ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / # ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Oh tuhanku aku tidak pantas menjadi penduduk surga firdaus-Mu # Namun aku juga tidak kuat menjadi penduduk neraka jahanam-Mu.
ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ :
- ﺍﻟﻼﻡ ﻓﻰ " ﻣﻔﺎﻋﻠَﺘﻦ " ﻻﺑﺪ ﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻔﺘﻮﺣﺔ ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﻣﺴﻜﻨﺔ ﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺘﻘﻄﻴﻊ . ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻌﺼﺐ ‏( ﺇﺳﻜﺎﻥ ﺧﺎﻣﺲ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﻣﺘﺤﺮﻛﺎ ‏) ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﺯﻥ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻤﻌﺼﻮﺑﺔ .
- ﺍﻟﻨﻮﻥ ﻓﻰ " ﻓﻌﻮﻟﻦ " ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺴﻄﺮ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻣﺤﺬﻭﻓﺔ ﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ﻛﻠﻤﺔ ﺍﻟﺸﻌﺮ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺘﻘﻄﻴﻊ .
ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻘﺒﺾ ‏( ﺣﺬﻑ ﺧﺎﻣﺲ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺳﺎﻛﻨﺎ ‏) ﻭ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻮﺯﻥ ﻳﺴﻤﻰ ﺑﺎﻟﻤﻘﺒﻮﺿﺔ .
- ﺍﻟﻌﺼﺐ ﻭ ﺍﻟﻘﺒﺾ ﻣﻦ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺰﺣﺎﻑ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ .
ﺍﻟﺰﺣﺎﻑ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata syair setelah di taqti’ yang menyebabkan lebih cepat dalam melantunkannya karena pengurangan huruf dari rumus pola yang sudah ditentukan atau pengurangan harokatnya dengan mensukun huruf yang berharokat.
.2 ﻓﻬﺐ ﻟﻲ ﺗﻮ / ﺑﺔ ﻭ ﺍﻏﻔﺮ / ﺫﻧﻮﺑﻲ # ﻓﺈﻧﻚ ﻏﺎ / ﻓﺮ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﺍﻝ / ﻋﻈﻴﻢ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠَﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / # / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku # maka sesungguhnya engkau adalah sang pengampun dosa yang besar.
.3 ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻣﺚ / ﻝ ﺃﻋﺪﺍﺩ ﺍﻝ / ﺭّﻣﺎﻝ # ﻓﻬﺐ ﻟﻲ ﺗﻮ / ﺑﺔ ﻳﺎ ﺫﺍ ﺍﻝ / ﺟﻼﻝ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ #
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ #
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Dosa-dosaku laksana jumlah butiran-butiran padi # maka terimalah taubatku wahai sang pemilik kemuliaan.
.4 ﻭ ﻋﻤﺮﻱ ﻧﺎ / ﻗﺺ ﻓﻰ ﻙ / ﻝّ ﻳﻮﻡ # ﻭ ﺫﻧﺒﻲ ﺯﺍ / ﺋﺪ ﻛﻴﻒ ﺍﺡ / ﺗﻤﺎﻟﻲ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / # ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ /
Umurku berkurang setiap hari # sedangkan dosaku bertambah bagaimana aku menanggungnya.
.5 ﺇﻟﻬﻲ ﻋﺐ / ﺩﻙ ﺍﻟﻌﺎﺻﻲ / ﺃﺗﺎﻙ # ﻣﻘﺮّﺍ ﺑﺎﻝ / ﺫّﻧﻮﺏ ﻭ ﻗﺪ / ﺩﻋﺎﻙ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ #
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Wahai tuhanku hamba-Mu yang maksiat ini menghadap kehadiran-Mu # dan mengakui dosa-dosanya serta berdoa kepada-Mu.
.6 ﻭ ﺇﻥ ﺗﻐﻔﺮ / ﻓﺄﻧﺖ ﻟﺬﺍ / ﻙ ﺃﻫﻞ # ﻭ ﺇﻥ ﺗﻄﺮﺩ / ﻓﻤﻦ ﻳﺮﺣﻢ / ﺳﻮﺍﻙ
ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻟﻦ # ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻣﻔﺎﻋﻠْﺘﻦ / ﻓﻌﻮﻝ
ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / / # ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻌﺼﻮﺑﺔ / ﻣﻘﺒﻮﺿﺔ
Dan jika engkau mengampuni maka engkau ahli dalam hal itu # namun jika engkau menolak ( tidak mengampuni ) maka siapa yang akan memberikan rahmat selain engkau.
Dari analisa syair Abu Nawas di atas melalui proses taqti’ serta penyesuaian dengan pola dan lantunan nada-nadanya dapat disimpulkan bahwa bahar yang digunakan pada syair tersebut adalah ﺑﺤﺮ ﻭﺍﻓﺮ . Dan gejala yang terjadi pada syair ini ada dua hal yang merupakan bagian dari macam
ﺍﻟﺰﺣﺎﻑ ﺍﻟﻤﻔﺮﺩ yaitu : ﺍﻟﻌﺼﺐ ﻭ ﺍﻟﻘﺒﺾ .
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu arudh merupakan ilmu yang membahas nada-nada dalam sebuah syair sehingga dilantunkan dengan indah dan barirama. Ilmu ini juga bagian dari disiplin ilmu bahasa arab khusus pada kajian sastra. Dalam menentukan sebuah syair itu masuk dalam kategori bahar membutuhkan proses taqti’ yaitu memotong-motong kata syair baik satu kata, setengah kata ataupun lebih disesuaikan dengan pola bahar yang sudah ditentukan. Dalam proses taqti’ itu akan mengalami gejala-gejala yang timbul akibat penyesuaian antara kata syair dengan pola yang sudah ditentukan. Gejala ini bermacam-macam, namun diantaranya adalah zihaf mufrod yaitu: gejala yang terjadi pada sebuah kata syair setelah di taqti’ yang menyebabkan lebih cepat dalam melantunkannya karena pengurangan huruf dari rumus pola yang sudah ditentukan atau pengurangan harokatnya dengan mensukun huruf yang berharokat.
Dalam syair abu nawas yang sudah dianalisa disimpulkan bahwa bahar yang digunakan pada syair tersebut adalah bahar wafir. Dan gejala yang terjadi pada syair ini ada dua hal yaitu ashb dan qobdh yang merupakan bagian dari zihaf mufrod. Gejala ini terjadi baik di awal, tengah atau akhir dari sathr awal ataupun sathr tsani. Contoh sathr :
ﺇﻟﻬﻲ ﻟﺴﺖ ﻟﻠﻔﺮﺩﻭﺱ ﺃﻫﻼ # ﻭﻻ ﺃﻗﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﻧﺎﺭ ﺍﻟﺠﺤﻴﻢ
ﺍﻟﺴﻄﺮ ﺍﻷﻭﻝ ﺍﻟﺴﻄﺮ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ

Latifah 7


7 LATIFAH
1. Lathifatul-Qolby : Disini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain - lain, letaknya dua jari dibawah susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat Ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.

2. Lathifatur-Ruh : Disini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, letaknya dua jari dibawah susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Alah diisi dengan khusyu’ dan tawadhu’.

3. Lathifatus-Sirri : Disini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam, letaknya dua jari diatas susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramahtamah.

4. Lathifatul-Khafi : Disini letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah, letaknya dua jari diatas susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan sabar.

5. Lathifatul-Akhfa : Disini letaknya sifat- sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan lain- lain, letaknya ditengah-tengah dada. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat -sifat Ikhlas , khusyu’, tadarru dan tafakur.

6. Lathifatun-Nafs (Nafsun-Natiqo) : Disini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang anganangan, letaknya tepat diantara dua kening. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteram dan pikiran tenang.

7. Lathifatul-Qolabiyyah (Kullu-Jasad) : Disini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian, letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik pusatnya tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu dan amal.

Mengenal Lathifah lathifah Batin dalam Thariqat Sufi. Acuan dalam pengamalan thariqat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah (kenabian), dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat dan ahwal tertentu. Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepada aktivitas-aktivitas, yang meliputi :

· Pertama, tazkiyah an-nafs atau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji dan malakuti.

· Kedua, tashfiyah al-qalby , pensucian kalbu. Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata

· Ketiga, takhalliyah as-Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah.
· Keempat, tajalliyah ar-Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya.
- Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia.
- Sadrun = (Lathifatun-nafs) sebagai unsur jiwa
- Qalbun = (Lathifatul-qalby) sebagai unsur rohaniah
- Fuadun = (Latifatur-ruh) unsur rohaniah
- Syagafun = (Latifatus-sirri) unsur rohaniah
- Lubbun = (Latifatul-khafi) unsur rohaniah
- Sirrun = (Latifatul-akhfa) unsur rohaniah.
Hal ini relevan dengan firman Allah SWT. dalam Hadist Qudsi :
“Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada Sadrun (dada), di dalam dada itu ada Qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi Fu’ad (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada Syagaf (kerinduan), di dalamnya lagi ada Lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalam lubbun ada Sirrun (mesra), sedangkan di dalam sirrun ada “Aku”.
Syaikh Ahmad As-Shirhindi dalam Kharisudin memaknai hadist qudsi diatas melalui sistem interiorisasi dalam diri manusia yang strukturnya yang dapat diperhatikan dalam gambar diatas. Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alamul amri (perintah) Allah :“Kun fayakun”, yang artinya, “jadi maka jadilah” (QS.36:82) merupakan ar-ruh yang bersifat immaterial .
Semua yang berasal dari alam al-khalqi (alam ciptaan) bersifat material. Karena qudrat dan Iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allah menitipkan kelima Lathifah tersebut kedalam badan jasmani manusia dengan keterikatan yang sangat kuat. Lathifah-lathifah Itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam badan manusia. Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat. Umpamanya lathifah an-nafsi sebagai tempatnya nafsu al-amarah. Lathifatul-qalby sebagai tempatnya nafsu al-lawamah. Lathifatur-Ruhi sebagai tempatnya nafsu al-mulhimmah, dan seterusnya. Dengan katalain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial kedalam badan jasmani manusia adalah sepenuhnya karena kuasa Allah.
Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah (keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah). Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia ( lima lathifah ), tidak melalui sistem evolusi. Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia melalui proses. Ketika jasad Nabi Adam .as telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh-Nya untuk memasuki jasad Nabi Adam .as. Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruh memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ketempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat Firman Allah : “Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa”.
Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai kebatas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah salat (takbir, ruku dan sujud), dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga). Bahkan dalam
al-Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai kelutut, maka Adam sudah tergesa-gesa ingin berdiri. Sebagaimana firman Allah. “Manusia tercipta dalam ketergesagesaan” (QS/21.37)
Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh kedalam badan melalui tahapan. Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang Ibu, maka terjadilah zygot (sel calon janin yang diploid). Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS. 23 : 9), yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan maka jadilah Ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat. Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna (bahkan mungkin setelah lahir). Allah meniupkan ruh al-insan (haqiqat Muhammadiyah). Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari’ (kewajiban syari’at) dari Allah dan menjadi khalifah-Nya. Itulah tiga jenis ruh dan nafas yang ada dalam diri manusia, sebagai potensi yang menjadi sudut pandang dari focus pembahasan lathifah (kesadaran). Lima lathifah yang ada di dalam diri manusia itu adalah tingkatan kelembutan kesadaran manusia.
Sehingga yang dibahas bukan hakikatnya, karena hakikat adalah urusan Tuhan (QS. 17 : 85), tetapi aktivitas dan karakteristiknya.
Lathifatul-qalby, bukan qalby (jantung) jasmaniah itu sendiri, tetapi suatu lathifah (kelembutan), atau kesadaran yang bersifat robbaniyah (ketuhanan) dan ruhaniah. Walaupun demikian, ia berada dalam qalby (jantung) manusia sebagai media bereksistensi.
Menurut Imam Al Ghazali, didalam jantung itulah memancarnya ruh manusia itu. Lathifah inilah hakikatnya manusia. Ialah yang mengetahui, dia yang bertanggung
jawab, dia yang akan disiksa dan diberi pahala. Lathifah ini pula yang dimaksudkan sabda Nabi :
“Sesungguhnya Allah tidak akan memandang rupa dan hartamu, tetapi ia memandang hatimu”
Lathifatul qalby bereksistensi didalam jantung jasmani maka jantung fisik manusia ibaratnya sebagai pusat manusia, gelombang, sedangkan letak di bawah susu kiri jarak dua jari (yang dinyatakan sebagai letaknya lathifatul qalby) adalah ibarat “channelnya”. Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini. Lathifah ini memiliki nur berwarna kuning yang tak terhinggakan (di luar kemampuan indera fisik). Demikian juga dengan lathifatur-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifatur-ruh adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifatul-qalby. Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan karakteristiknya. Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan. Warna cahayanya merah yang tak terhinggakan. Selain tempatnya sifat-sifat yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat bahimiyah atau sifat binatang jinak. Dengan lathifah ini pula seorang salik akan merasakan fana As-sifat (hanya sifat Allah saja yang kekal), dan tampak pada pandangan batiniah.
Lathifatus-sirri merupakan lathifah yang paling dalam, terutama bagi para sufi besar terdahulu yang kebanyakan hanya menginformasikan tentang tiga lathifah manusia, yaitu qalby, ruh dan sirr. Sufi yang pertamakali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Utsman Al Makki (w. 904 M), yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu, ruh dan sirr. Dalam temuan Imam ar Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan lathifah yang terdalam. Ia masih berada ditengah tengah lathifah ar ’ruhaniyat manusia. Tampaknya inilah sebabnya sehingga ia Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi dari para sufi sebelumnya, Seperti Syaikh Abu Yazid Al Bustami, Al-Hallaj (309 H), dan Ibnu Arabi (637 H).
Setelah ia mengalami “ittihad” dengan Tuhan, ia masih mengalami berbagai pengalaman ruhaniah, sehingga pada tataran tertinggi manusia ia merasakan sepenuhnya, bahwa abid dan ma’bud adalah berbeda, manusia adalah hamba, sedangkan Allah adalah Tuhan. Hal yang diketahui dari l thifah ini adalah, ia memiliki nur yang berwarna putih berkilauan. Terletak di atas susu kiri jarak sekitar dua jari, berhubungan dengan hati jasmaniah (hepar). Selain lathifah ini merupakan manifestasi sifat-sifat yang baik, ia juga merupakan sarangnya sifat sabbu’iyyah atau sifat binatang buas. Dengan lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan fana’ al-dzat, dzat Allah saja yang tampak dalam pandangan batinnya.
Lathifatul-khafi Adalah Lathifah ar’robbaniah ar’ruhaniah yang terletak lebih dalam dari lathifah as-sirri. Penggunaan istilah ini mengacu kepada hadist Nabi :
“Sebaik-baik dzikir adalah khafi dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi”
Hakikatnya merupakan rahasia Ilahiyah. Tetapi bagi para sufi, keberadaanya merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Cahayanya berwarna hitam, letaknya berada di atas susu sebelah kanan jarak dua jari condong kekanan, berhubungan dengan limpa jasmani. Selain sebagai realitas dari nafsu yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat syaithoniyyah seperti hasad, kibir ( takabbur, sombong ), khianat dan serakah.
Lathifah yang paling lembut dan paling dalam adalah lathifatul-akhfa. Tempatnya berada di tengah-tengah dada dan berhubungan dengan empedu jasmani manusia.
Lathifah ini memiliki nur cahaya berwarna hijau yang tak terhinggakan. Dalam lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan ’isyq ( kerinduan) yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga sering sering ruhaniah Nabi datang mengunjungi.
Relevan dengan pendapat al-Qusyairi yan g menegaskan tentang tiga alat dalam tubuh manusia dalam upaya kontemplasi, yaitu:
- Pertama, qalby yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Allah
- Kedua, ruh berfungsi untuk mencintai Allah, dan
- Ketiga, sirr berfungsi untuk melihat Allah.
Dengan demikian proses ma’rifat kepada Allah menurut al-Qusyairi dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini.
“Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil ‘alamin-Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang kemanusiaan dan kealam semestaan untuk merefleksikan asma Allah”
Praktek Dzikir
Setelah seorang murid mengikuti talqin ini maka secara resmi dia sudah menjadi pengamal thariqat.
Selanjutnya dia mengamalkan ajaran-ajaran dalam thariqat tersebut, khususnya dalam tatacara dzikirnya. Pertama-tama seorang salik harus membaca Allahumaftahli... dst 7x, Alhamdulillahirrobil...dst, istighfâr sebanyak 3X , kemudian membaca shalawât 3 X , ayat bai’at, baru kemudian mengucapkan dzikir dengan mata terpejam agar lebih bisa menghayati arti dan makna kalimat yang diucapkan yaitu lâ ilâha illa Allâh. Tekniknya, mengucap kata La dengan panjang (14 harkat), dengan menariknya dari bawah pusat ke arah otak melalui kening tempat diantara dua alis, seolah-olah menggoreskan garis lurus dari bawah pusat ke ubun-ubun– suatu garis keemasan kalimat tauhid. Selanjutnya mengucapkan ílâha seraya menarik garis lurus dari otak ke arah kanan atas susu kanan dan menghantamkan kalimat illa Allâh ke dalam hati sanubari (lathifatul-qalby) yang ada di bawah susu kiri dengan sekuat-kuatnya. Ini di maksudkan agar lebih menggetarkan hati sanubari dan membakar nafsu-nafsu jahat yang dikendalikan oleh syetan.
Selain dengan metode gerakan tersebut, praktek dzikir disini juga dilaksanakan dengan ritme dan irama tertentu. Yaitu mengucapkan kalimat lâ ilâha illallâh, dan mengulanginya 3X secara pelan-pelan. Masing-masing diikuti dengan penghayatan makna kalimat nafy isbat (nafy = meniadakan yang selain Allah. isbat = menetapakan hanya ada Allah tiada yang selain-Nya). itu, yaitu lâ ma’buda ilallâh (tidak ada yang berhak disembah selain Allah), lâ maqsuda ilallâh (tidak ada tempat yang dituju selain Allah), dan lâ maujuda ilallâh (tidak ada yang maujud selain Allah). Setelah pengulangan ketiga, dzikir dilaksanakan dengan nada yang lebih tinggi dan dengan ritme yang lebih cepat. Semakin bertambah banyak bilangan dzikir dan semakin lama, nada dan ritmenya semakin tinggi agar “kefanaan” semakin cepat diperoleh.
Jadi dzikir pertama yang diamalkan murid adalah dzikir nafy isbât, dengan suara jahr (keras). Setelah Itu, murid dapat melangkah kepada model dzikir berikutnya yaitu ism dzat, yang lebih menekankan pada dzikir sirr dan terpusat pada beberapa Lathifah. Untuk lebih jelasnya ajaran tentang pengisian lathifah tersebut.
Dapat dilihat dari tabel diatas beberapa sifat yang harus dihilangkan dalam diri seorang murid, dengan melalui dzikir yang harus terisi dalam “lathifah” yang berjumlah 7 “lathifah” tersebut, untuk mencapai sifat-sifat yang terpuji.
Sementara dzikir yang harus dilakukan oleh seorang murid adalah sangat tergantung kepada kondisi batin seorang murid, berapa kali mereka akan berdzikir, dan untuk menilai kemampuan murid dalam jumlah yang harus dibebankannya adalah sang guru dapat menilainya melalui “indera keenam”. Selain dzikir sebagai ajaran khusus, tarekat tetap sangat menekankan keselarasan pengamalan trilogi Islam, Iman, dan Ihsan, atau yang lebih akrab lagi dengan istilah syari’at, tarekat, dan hakekat. Dalam konteks ini pengamalan dalam tarekat hakekatnya tidak jauh berbeda dengan kalangan Islam lain. Semuanya dimaksudkan untuk dapat mengimplementasikan Islam secara kâffah, tidak saja dimensi lahir tetapi juga dimensi batin.
Demikianlah Pemaparan Singkat Tentang 7 Lathifah, kiranya menjadikan sedikit pengetahuan yang mencerahkan batin dan ruh kita. Dan jika masih bingung alangkah baiknya tanyakan kepada Guru Mursyid kita.
Kalau ada kesalahan penyusunan, penulisan/pengetikan yang fatal ataupun pemahaman yang berbeda mohon dibenarkan, dan jangan dipermasalhkan secara meluas, masih ada jalan diskusi/dialog serta musyawarah dengan hati yang bijak.

Zakat Pake Uang ??


ZAKAT FITRAH PAKE UANG
1. Menurut mayoritas fukaha (termasuk Mazhab Syafi'i) zakat fitrah dg uang tdk sah, karena Hadits menyatakan zakat fitrah harus dg makanan pokok regional, tdk ada pernyataan dg bayar uang

2. Mazhab Hanafi membolehkan bayar zakat fitrah dg uang, karena lebih jelas tuk menutupi kebutuhan fakir miskin

3. Boleh taqlid (mengikuti) Mazhab Hanafi bayar zakat fitrah dg uang jika memang itu lebih bermanfaat bagi fakir miskin

4. Syarat taqlid Mazhab lain tdk terjadi talfiq (mencampur aduk pendapat mazhab2 sehingga tdk sah menurut masing-masing mazhab).
Artinya, dia harus konsisten dg aturan mazhab yg ditaqlidi dlm kasus ini, sehingga dia membayar harga satu sho' dlm ukuran Mazhab Hanafi, bukan harga satu sho' ukuran Mazhab jumhur:
* 1 sho' menurut jumhur adalah 4 mud = 5.3 rithl = 2400 gr / 2.4 kg. makanan pokok regional.
* 1 sho' menurut Mazhab Hanafi adalah 8 rithl = 3800 gr / 3.8 kg. bahan makanan selain hinthoh (gandum).
-> Dan cukup dg harga 0.5 sho' hinthoh (gandum) atau 1900 gr. / 1.9 kg.

Mazhab Hanafi berpatokan dg hadits Tsa'labah, Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam berkhutbah dan berkata, "Bayarkan zakat fitrah untuk orang mardeka dan hamba sahaya setengah sho' gandum, atau 1 sho' kurma atau 1 sho' syair (jelai = baca: sebangsa beras)". [HR. Abu Dawud]
#Bagi yg membayar zakat fitrah dg uang harus mengikuti ukuran dlm mazhab Hanafi.
1. Gandum @ kg = 20.000 x 1.9 kg = Rp. 38.000
2. Jelai / beras @ kg = 12.000 x 3.8 kg = Rp. 45.600
=[°°°°]====[°°°°]====[°°°°]====[°°°°]====[°°°°]=
حكم اخراج القيمة في زكاة الفطر
١_ لا يجزيء اخراج القيمة على مذهب الجمهور (ومنهم الشافعية)، لأن الحديث الشريف نص على قوت البلد ولم ينص على القيمة.
٢_ اجاز الحنفية اخراج القيمة فإنه يحصل بها اغناء الفقير.
٣_ للمقلد تقليد مذهب الحنفية في اخراج القيمة إن كانت هناك مصلحة للفقير.
٤_ من شروط تقليد المذهب الآخر عدم التلفيق، بمعنى:
أن يلتزم بضوابط المذهب الذي يقلده في المسألة، فيخرج قيمة مقدار الصاع عند الأحناف، ولا يخرج قيمة مقدار الصاع في مذهب الجمهور.
مقدار الصاع عند الجمهور = أربعة أمداد= ٥ وثلث ارطال = ٢٤٠٠ غم تقريباً.
مقدار الصاع عند الحنفية = ٨ ارطال = ٣٨٠٠ غم.
ويكفي من الحنطة نصف صاع (١٩٠٠ غم) ومن باقي الأصناف صاع (٣٨٠٠ غم).
لحديث ثعلبة العذري أنه قال: خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: «أدوا عن كل حر وعبد نصف صاع من بر، أو صاعاً من تمر، أو صاعاً من شعير» [رواه أبو داود].
#الحاصل: من اراد اخراج القيمة تقليداً لمذهب السادة الحنفية فاليلتزم بمقادير مذهبهم.
والله أعلم...
إعانة الطالبين، ج ٢ ، ص : ١٩٥.
الفقه الإسلامي وادلته.

Awewe Kudu Ngaji ??


Nasib umat islam di zaman sekarang
Yang diam dijajah, yang gerak diserang
Mubaligh yang brani berkata lantang
Pasti dianggap sebagai pembangkang

Ulama difitnah, ditangkap dipenjara
pesantren diawasi, selalu dicuriga
Ulama muadzin diteror orang gila
Tapi apa daya dianggap hoax belaka

Penista al-Qur'an cukup dihukum ringan
Penista yang lain jadi bermunculan
Mereka tak takut kena hukuman
Asal ada matrai yang enam ribuan

Ulama diteror, pura-pura tidak tau
Masjid dibakar org, media pun membisu
Tapi kalau gereja pasti jadi hot isu
Semua pejabat pasti ada disitu

Muslim mayoritas, serasa minoritas
Hartanya terkuras, hidupnya ditindas
Pekerja dlm negri katanya tak berkualitas
Pekerja asing china bisa kerja bebas

Mari sama-sama kita muhasabah
Negri ini indah tapi penuh masalah
Mari kita taubat, giat beribadah
Supaya mendapat pemimpin amanah

Akhir Zaman

RasuluLLAH SAW Bersabda
( ﺳﻴﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺯﻣﺎﻥ ﺑﻄﻮﻧﻬﻢ ﺁﻟﻬﺘﻬﻢ ﻭﻧﺴﺎﺅﻫﻢ ﻗﺒﻠﺘﻬﻢ ، ﻭﺩﻧﺎﻧﻴﺮﻫﻢ ﺩﻳﻨﻬﻢ ، ﻭﺷﺮﻓﻬﻢ ﻣﺘﺎﻋﻬﻢ ، ﻻ ﻳﺒﻘﻰ ﻣﻦ ﺍﻻﻳﻤﺎﻥ ﺇﻻ ﺍﺳﻤﻪ ، ﻭﻣﻦ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺇﻻ ﺭﺳﻤﻪ ، ﻭﻻ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇﻻ ﺩﺭﺳﻪ ، ﻣﺴﺎﺟﺪﻫﻢ ﻣﻌﻤﻮﺭﺓ ، ﻭﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﺧﺮﺍﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻬﺪﻯ ، ﻋﻠﻤﺎﺅﻫﻢ ﺃﺷﺮ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻷﺭﺽ . ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺍﺑﺘﻼﻫﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺄﺭﺑﻊ ﺧﺼﺎﻝ : ﺟﻮﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ، ﻭﻗﺤﻂ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ، ﻭﻇﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻻﺓ ﻭﺍﻟﺤﻜﺎﻡ ، ﻓﺘﻌﺠﺐ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻳﻌﺒﺪﻭﻥ ﺍﻷﺻﻨﺎﻡ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻧﻌﻢ ، ﻛﻞ ﺩﺭﻫﻢ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﺻﻨﻢ ) .
Akan datang suatu zaman atas manusia. Perut-perut mereka menjadi Tuhan-tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar(uang) mereka menjadi agama mereka. Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka. Waktu itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa Islam sedikit pun kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Al-Quran sedikit pun kecuali pelajarannya saja. Masjid-masjid mereka makmur dan damai, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk. Ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi. Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka berbagai bencana : Kekejaman para penguasa, kekeringan masa, dan kekejaman para pejabat serta pengambil keputusan."
Maka takjublah para sahabat mendengar pembicaraan Nabi. Mereka bertanya, "Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?"
Nabi menjawab, "Ya ! Bagi mereka, setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala..

*Na'udzu billahi min dzalik*

Wasiat Tengku Zulkarnain

*Kalau anda takut bully an, takut tahdziran, takut cacian, takut penjara, takut pasal karet atau takut peluru maka, tetaplah di mesjid dan dzikiran, gak perlu berjuang, gak perlu amar ma’ruf nahi munkar ke penguasa*.

~*Kalau anda mengira bahwa melawan kedzoliman itu cukup dengan do’a saja, ya silakan saja, yang saya tau, plot kedzoliman pun sebenarnya bekerja lebih keras daripada anda muslim yang gak punya daya juang*.

~*Pasrah itu bukan mazhab Islam, kalau berjuang itu cukup dengan doa dan kata bijak tanpa pijakan yang benar, maka banyak ulama memilih untuk hidup tenang. Buat apa ada ulama melawan sampai ada yang dibunuh, dipenjara, digantung dan sebagainya*.

~*Apakah anda pernah ketemu ulama sepanjang sejarah yang hidup nya nyaman tenteram dibawah AC dan minum air segar dingin setiap waktu dengan dasi dan baju rapi dan mengejar gaji tinggi, takut hilang profesi, kasih tau saya!*

~*Kalau anda takut tantangan, takut melawan, maka gak usah turun berjuang di medsos atau gak usah ngapa ngapain, terus aja dalam bahasa bijak yang justru musuh menertawakan, kok cara melawan begitu? Kalau anda takut dituduh makar, takut ditangkap, takut segala resiko, gak usah ngaku ngaku jadi pejuang, mana ada pejuang model begitu, lagian mana ada pejuang Islam yang sekedar ngaku*

`*Mana ada Islam maju dengan pejuang yang kebiasaannya ngawur ngelantur, minim pengetahuan, minim keberanian, minim infaq, minim pengorbanan, kasih tau saya, tiang agama mana yang sudah tegak dengan kebiasaan pejuang model begitu?*

~*Benar kata Syaikh Dr. Abdullah Azzam Rahimahulloh*, *peradaban Islam hanya diukir oleh dua hal, pena ulama atau darah para syuhada*

*Kalau pena anda tumpul, keringat anda mahal, apalagi bicara darah, ya udah, mana ada Islam bisa maju dengan perjuangan model begitu, kalau hanya begitu saja sudah ngaku mujahid, banyak banget dong yang dapat gelar syuhada*.

 KH. DR. Tengku Zulkarnain, Lc, MA
Wakil Sekjen MUI Pusat

*Wallohu ‘alam*

Pepeling Diri

Ieu teh grup anu mulya
Eusina para ulama
Tuturkeuneun sarerea
Dina ucap jeung lampahna

Ulama gede kasieun
Alloh dinomer hijikeun
Dimusuhan jalma kajeun
Inget Akherat sampeureun

Ulah jadi ulama suu'
Henteu mangfaatkeun elmu
Kabengbat ku harta rayu
Poho akherat dituju

Ulama warisan Nabi
Diwaris elmu pangarti
Dakwah ulah rek gumaki
Tong ngarepkeun balas budi

Najan elmu ngan saeutik
Ulama pada ngabidik
Kahade urang sing apik
Tong jadi mangsa politik

Mun beda organisasi
Ulah matak jadi gengsi
Mun leres mah urang tampi
Mun lepat urang diskusi

Umat-umat pek giringkeun
Ka masjid urang abringkeun
Pamarentah sok geuingkeun
Mun salah ulah cicingeun

Najan pait resikona
Kajeun balangsak di dunya
Tapi urang bakal mulya
Di payuneun Alloh jaga

Ulama panutan umat
Omat ulah rek khianat
Ngajual hadis jeung ayat
Demi mertahankeun pangkat

Hapunten para kiyai
Ieu pepeling keur abdi
Diposting dina grup MUI
Sangkan abdi mawas diri..

Rasulullah SAW dan Ukasyah RA

Jujur saya nangis baca ini... Semoga saya mendapat syafaat beliau ...
Baca sejenak..
Assalamualaikum..
Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.
Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kmdn, penuhlah Masjid dg para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.

Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dilderitanpya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?"

Semua sahabat menjawab dg suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yg menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dg manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kpd Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata:

"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di
belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama."

Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pd Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!?"

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dg nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah"

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sdg sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.
Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil
berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yg pertama beriman dg apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:

"Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!."

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dg Ukasyah" .

Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dg menyakIiti kakek kami, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dg Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dg lantang Ukasyah berkata:

"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.
Tanpa ber-lama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang bbrp batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata:
"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu ber-lebih2an. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi2nya,

Ukasyah berkata:
"Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku
melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dg tubuhmu.

Seumur hidupku aku ber-cita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.

Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dg senyum berkata:
"Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat
bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Semoga dengan membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT....

Allahumma sholli 'alaa Muhammad.
Allahumma sholli 'alayhi wassalam ...
Semoga Allah Swt. Sll meridloi kita semua, Amin